Rabu, 30 September 2020

TUGAS

1. Sebutkan tujuan dari pengujian produk!

2. Sebutkan dan jelaskan 3 manfaat dari pengujian produk!

3. Jelaskan 6 langkah proses benchmarking!


Tata cara mengerjakan tugas:

1. Kerjakan tugas di buku catatan anda.
2. Kumpulkan tugas dengan memberikan bukti foto hasil jawaban anda dan kirim melalui link google form berikut ini: 
3. Pengumpulan tugas maksimal 24 jam setelah jam pelajaran selesai
Posted by Rakhmi Rusdiani On September 30, 2020 No comments READ FULL POST

Minggu, 27 September 2020

 A.      Pengujian Produk

Pengujian produk merupakan bagian dari aspek pengembangan produk. Pengujian produk dapat berfungsi sebagai alat untuk mengetahui kelayakan produk di mata konsumen. Pengujian produk dilakukan karena produsen ingin mengetahul nilai dan daya guna barang tersebut sebelum dilempar ke pasaran. Pengujian produk adalah strategi untuk meningkatkan aspek perlindungan konsumen. Pengujian produk merupakan tonggak awal datangnya era konsumsi modern.

Pengujian produk dapat dilakukan oleh pembuat produk yang bekerja sama dengan peneliti independen atau peneliti yang ditunjuk oleh pemerintah. Pengujian produk memakai dasar metode pengujian llmiah. Namun, terdapat pula beberapa pihak yang melakukan pengujlian produk dengan metode ciptaannya sendiri demi memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Dalam tes perbandingan, dua atau lebih sampel produk yang sama dijadikan objek eksperimen dalam suatu kondisi yang sama.

1.       Tujuan Pengujian Produk

Pengujian produk dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu, sebagai berikut.

  1. Memastikan bahwa persyaratan spesifikasi, regulasi dan kontrak produk dapat terpenuhi.
  2. Memutuskan apakah produk tersebut sudah berjalan di jalur yang semestinya.
  3. Alat demonstrasi produk.
  4. Menetapkan kesesuaian produk terhadap penggunaan akhir.
  5. Menyediakan dasar komunikasi teknis suatu produk.
  6. Menyediakan informasi perbandingan dengan produk produk lain.
  7. Upaya menciptakan produk yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.
  8. Membantu pemecahan masalah terhadap kendala produk.
  9. Menentukan potensi mpenghematan dalam produksi suatu produk.

2.       Keuntungan dan Kerugian Pengujian Produk

Pengujian produk sering kali dikritisi karena pengujian produk dirasa gagal dalam memperbaiki kegagalan produk lama. Pihak manajemen dirasa bertanggung Jawab karena mereka melakukan pengujian produk dengan cara-cara yang kaku dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Banyak yang menganggap manajemen penguji produk malah akan merugikan suatu produk, alih- alih mensukseskan suatu produk. Alasan lain atas kritik terhadap pengujian produk adalah bahwa pengujian produk hanya mengurusi masalah masalah yang kurang penting atas suatu produk.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa pengujian produk dapat membawa keuntungan, baik bagi produk itu sendiri ataupun bagi konsumen. Berikut adalah keuntungan dan kerugian pengujian produk.

a. Keuntungan pengujian produk

Keuntungan dalam pengujian produk sebagai berikut.

1)  Mencoba strategi pemasaran

Jika produsen suatu produk barang/jasa hanya menjual satu produk saja, maka perusahaan tersebut akan mengalami masalah dalam aspek pemasaran. Dengan adanya pengujian produk, kita dapat mengetahui strategi pemasaran mana yang akan diterapkan. Dengan adanya pengujian produk, produsen produk dapat membuang fitur-fitur yay tidak dibutuhkan oleh konsumen, yang dalam hal ini adalah masyarakat umum, sehingna produsen produk dapat menghemat biaya produksi. Selain itu, produsen produk menkohsumen jenis apa yang bisa dijadikan sasaran penjualan.

2)  Memberikan informasi mengenai produk

Dengan melakukan pengujian produk, perusahaan produsen akan mendapatkan masuk dari para konsumen mengenai produk yang akan diluncurkan. Konsumen dan penguji arisn plhakarang paling mengetahui bagaimana informasi dari produk barang/jasa tersebut.

3)  Sebagai upaya untuk mengatur strategi merek

Konsumen membeli produk karena produsen tersebut memiliki merek yang terkenal atau memiliki reputasi dalam aspek keamanan dan performa produk. Dengan melakukan pengujian produk, perusahaan dapat mengetahui persepsi konsumen mengenai produ dalam kaitannya dengan keamanan dan performanya.

4)  Membantu produsen mencermati kesalahan

Perusahaan tidak akan mengetahui cacat apa yang ada di dalam suatu produk sarnpai produk tersebut dipegang oleh para konsumen dan penguji. Dengan adanya pengujian produk, produsen produk dapat mengerti cacat apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya pengembalian barang atau penggunaan garansi produk.


b. Kerugian pengujian produk

Risiko dan potensi kerugian dalam melakukan pengujian produk sebagai berikut.

1) Pengujian produk cenderung dapat membuat perusahaan membayar biaya ekstra

Pengujian produk selalu memberikan risiko bagi suatu perusahaan. Risiko-risiko dalam proses pengujian produk biasanya berupa sampel, ukuran sampel yang tak sesuai, kesalahan pengukuran, dan kesalahan dalam mendeskripsikan produk yang diuji kepada konsumen. Tapi, potensi kesalahan kesalahan yang timbul akan dapat diatasi oleh metode analisa yang fepat. Masalah yang lebih besar akan timbul jika pengujian produk bersinggungan dengan tujuan bisnis perusahaan. Sebagai contoh, pengujian produk yang memakan waktu sangat lama akan menurunkan tingkat permintaan suatu produk, sehingga perusahaan akan merugi akibat turunnya permintaan atas produk tersebut.

2)  Permasalahan-permasalahan dalam penerapan pengujian produk

Banyak pihak yang khawatir akan permasalahan permasalahan yang timbul dalam penerapan pengujian produk. Permasalahan permasalahan yang dapat timbul dalam pengujian produk sebagai berikut.

1) Menguji produk yang salah, maksudnya adalah para penguji produk melakukan pengujian pada aspek yang salah dalam suatu produk (hanya fisiknya saja, padahal nilai produk yang sesungguhnya bukan berasal dari aspek fisik).
2) Melakukan perbandingan dengan produk yang salah, melakukan pengujian dengan pesaing bisnis yang lebih lemah.
3) Menanyai pihak yang salah, melakukan wawancara yang tidak mengetahui seluk beluk alas produk tersebut.
4) Melakukan pengujian pada lingkungan pasar yang berbeda dari lingkungan pasar asli produk tersebut,
5) Melakukan pengujian kepada segmen konsumen yang tidak sesuai dengan produk
6) Melakukan pengujian dengan penerapan harga yang keliru.

     3. Pihak-Pihak yang Berperan dalam Pengujian Produk Barang dan Jasa

        Pihak-pihak yang berperan dalam pengujian produk sebagai berikut.

a.   Pemerintah

Peran umum yang dilakukan pemerintah dalam pengujian produk barang dan jasa menetapkan hukum yang menyatakan kewajiban produsen untuk menjelaskan dan menjamin keamanan produknya. Sehubungan dengan perangkat keras, pemerintah mengatur standarisasi perangkat keras dalam Peraturan pemerintah Nomor 82 tahun 2012 tentang "Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik"

b.   Perusahaan

Peran perusahaan dalam pengujian produk adalah menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan standar perusahaan. Biasanya, standar yang diterapkan adalah standar fakultatif (artinya, perusahaan tersebut menetapkan aturan untuk dirinya sendiri), dan standar wajib (dikeluarkan pemerintah). 

        4. Konsep Benchmarking pada Pengujian Produk

Benchmark atau benchmarking merupakan tindakan pengujian dengan cara menjalankan beberapa program, kumpulan program, atau operasi lain yang bertujuan untuk mengetahui informasi dari produk yang dibuat. Sebagai contoh: performance dari komputer dapat diketahui dengan menguji menggunakan Benchmark, Biasanya diasosiasikan dengan mengevaluasi karakteristik performansi dari hardware komputer, seperti operasi floating point CPU. Benchmark menyediakan metode perbandingan performansi dari berbagai subsistem lintas arsitektur chip/sistem.

  Benchmarking bukan hanya diterapkan ke dalam pengujian hardware semata. Benchmarking dapat diterapkan di dalam setiap lini usaha. Secara umum, proses benchmarking biasanya terdiri dari enam langkah yaitu:

a. Menentukan apa yang akan dibenchmark

Hampir segala hal dapat di benchmark antara lain:

1) Suatu proses lama yang memerlukan perbaikan.
2) Suatu permasalahan yang memerlukan solusi.
3) Suatu perancangan proses baru.
4) Suatu proses yang upaya-upaya perbaikannya selama ini belum berhasil.

  Perlu dibentuk suatu tim peningkatan mutu yang akan menyelidiki proses dan permasalahannya. Tim ini akan mendefinisikan proses yang menjadi target, batas-batasnya, operasi-operasi yang dicakup dan urutannya, dan masukan (input) serta keluarannya (output).

         b. Menentukan opa yang akan diukur

Ukuran atau standar yang dipilih untuk dilakukan benchmark-nya harus yang paling ka dan besar kontribusinya terhadap perbaikan dan peningkatan mutu. Tim yang bertugas review elemen-elemen dalam proses dalam suatu bagan alir dan melakukan diskusi tentang ukuran dan standar yang menjadi fokus, Contoh-contoh ukuran adalah misalnya durasi waktu penyelesaian, waktu penyelesaian untuk setiap elemen kerja, waktu untuk setiap pengambilan keputusan, variasi-variasi waktu jumlah aliran balik atau pengulangan, dan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kesalahan pada setiap elemennya. Jika memang ada pihak lain (internal dan eksternal) vang berkepentingan terhadap proses ini maka tuntutan atau kebutuhan (requirements) mereka harus dimasukkan atau diakomodasikan dalam tahap ini.

Tim yang bertugas dapat pula melakukan wawancara dergan pihak yang berkepentingan terhadap proses tersebut (dapat pula dipandang sebagai pelanggan) tentang tuntutan dan kebutuhan mereka dan menghubungkan atau mengkaitkan tuntutan tersebut kepada ukuran dan standar kinerja proses, Tim kemudian menentukan ukuran-ukuran atau standar yang paling kritis yang akan secara signifikan meningkatkan mutu proses dan hasilnya. Juga dipilih oformasi seperti apa yang diperlukan dalam proses benchmarking ini dari organisasi lain yang menjadi tujuan benchmarking.

        c. Menentukan kepada siapa akan dilakukan benchmark

Tim peningkatan mutu kemudian menentukan organisasi yang akan menjadi tujuan benchmarking ini. Pertimbangan yang perlu adalah tentunya memilih organisasi lain tersebut yang memang dipandang mempunyai reputasi baik bahkan terbaik dalam kategori ini.

        d. Pengumpulan data/kunjungan

Tim peningkatan mutu mengumpulkan data tentang ukuran dan yang telah dipilih terhadap organisasi yang akan di benchmark. Pencarian informasi ini dapat dimulai dengan yang telah dipublikasikan: misalkan hasil-hasil studi, survei pasar, survei pelanggan, jurnal, majalah dan lain-lain. Barangkali juga ada lembaga yang menyediakan bank data tentang benchmarking untuk beberapa aspek dan kategori tertentu. Tim dapat juga merancang dan mengirimkan kuesioner kepada lembaga yang akan di benchmark, baik itu merupakan satu-satunya cara mendapatkan data dan informasi atau sebagai pendahuluan sebelum nantinya dilakukan kunjungan langsung.

Pada saat kunjungan langsung (site visit), tim benchmarking mengamati proses yang menggunakan ukuran dan standar yang berkaitan dengan data intemal yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan sebelumnya. Tentu akan lebih baik jika ada beberapa obyek atau proses yang dikunjungi sehingga informasi yang didapat akan lebih lengkap. Asumsi yang perlu diketahui adalah bahwa organisasi atau lembaga yang dikunjungi mempunyai keinginan yang sama untuk mendapatkan informasi yang sejenis dari lembaga yang mengunjunginya yaitu adanya keinginan timbal balik untuk saling membenchmark.

Para pelaku benchmarking telah dapat menyimpulkan bahwa kunjungan langsung kepada organisasi dengan praktik terbaik dapat menghasilkan pandangan dan pemahaman lebih dalam dibandingkan dengan cara-cara pengumpulan data yang manapun. Kunjungan memungkinkan kita untuk secara langsung berhubungan dengan "pemilik proses" yaitu orang- orang yang benar-benar menjalankan atau mengelola proses tersebut,

       e. Analisis data

Tim peningkatan mutu kemudian membandingkan data yang diperoleh dari proses yang di-benchmark dengan data proses yang dimiliki (internal) untuk menentukan adanya kesenjangan (gap) di antara mereka. Tentu juga perlu membandingkan situasi kualitatif misalnya tentang sistem, prosedur, organisasi, dan sikap. Tim mengindentifikasi mengapa terjadi kesenjangan (perbedaan) dan apa saja yang dapat dipelajari dari situasi ini, yang sangat penting adalah menghindari sikap penolakan, jika memang ada perbedaan hal nyata maka kenyataan itu harus dapat diterima dan kemudian disadari bahwa harus yang hal yang diperbaiki.

        f. Merumuskan tujuan dan rencana tindakan

Tim peningkatan mutu menentukan target perbaikan terhadap proses. Target-target ini harus dapat dicapai dan realistis dalam pengertian waktu, sumber daya, dan kemampuan yang ada saat ini; juga sebaiknya terukur, spesifik, dan didukung oleh manajemen dan orang- orang yang bekerja dalam proses tersebut. Kemudian multidisiplin yang akan memecahkan persoalan dan mengembangkan suatu rencana untuk memantapkan tindakan spesifik yang akan diambil, tahapan-tahapan waktunya, dan siapa- siapa yang harus bertanggung jawab.

Hasil ini akan diserahkan kepada para pelaksana penjaminan mutu (executive) untuk kemudian memantau kemajuan dan mengidentifikasi persoalan-persoalan yang timbul. Ukuran dan standar dievaluasi secara bertahap, barangkali diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap rencana untuk dapat mengatasi halangan dan persoalan yang muncul, Juga para pelaksana memerlukan umpan balik dari mereka yang berkepentingan terhadap proses dan hasilnya (stakeholders).

Kesenjangan standar mungkin saja tidak dapat dihilangkan karena target organisasi terus saja berkembang dan memperbaiki diri. Yang lebih penting dari semata-mata mengejar kesenjangan adalah menjadikan benchmarking sebagai suatu kebiasaan, yang akan mendorong untuk terus memperbaiki diri. Jika perlu bahkan dapat dibuat atau dibentuk suatu departemen atau divisi tersendiri yang bertanggung jawab melaksanakan benchmarking secara terus menerus (berkelanjutan). dapat diperluas dengan melibatkan.

5. Pengujian Ketahanan Produk

        Ketahanan produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan kegiatan seperti yang dinginkan oleh konsumen tanpa kegagalan dan sesuai dengan batas performa suatu produk. Agar suatu produk mendapatkan ketahanan produk, perusahaan harus melakukan pengujian berupa serangkaian tugas. Tugas tugas yang diberikan akan berpengaruh pada ketahanan produk barang/ jasa. Pengujian tersebut dapat berupa pengujian pemilihan material, struktur geometri, toleransi desain, proses manufaktur, teknik perakitan, pengiriman dan penanganan dalam pengiriman, kondisi operasional dan petunjuk perawatan. Berikut adalah hal hal yang berkaitan dengan pengujian ketahanan produk.

        1) Pengujian atas persyaratan dan batasan produk

Pengujian tersebut dimulai dari identifikasi serangkaian syarat dan batasan produk yang ditentukan dari aktivitas pasar atau subsistem-subsistem mana yang cocok dengan produk tersebut. Setelah itu, hasil dari pengujian persyaratan dan batasan produk akan dibuat menjadi dokumen. Dokumen tersebut harus disahkan oleh beberapa pihak yang berwenang, mulai dari ahli rekayasa, manajemen, sampai konsumen, Setelah disahkan, maka pihak pembuat produk barang dan jasa akan membuat serangkaian deskripsi mengenai spesifikasi produk yang dirasa sesuai dengan dokumen persyaratan dan batasan yang telah disahkan.

Langkah selanjutnya adalah mempertemukan antara dokumen persyaratan dan batasan dengan dokumen spesifikasi yang diajukan oleh pihak pembuat produk barang dan jasa. Modifikasi dokumen persyaratan dan Batasan akan dilakukan apabila terdapat isi dari dokumen tersebut yang tidak dapat diimplementasikan pada produk yang dibuat. Setelah adanya kesepakatan antara pihak penguji dengan pembuat produk, maka pihak pembuat produk dapat lanjut ke tahap desain terakhir. 

        2)  Deskripsi material, komponen dan proses manufaktur

Desain hardware harus dilakukan berdasarkan pemilihan komponen, material dan proses manufaktur yang sesuai dengan dokumen persyaratan dan batasan yang telah disetujui sebelumnya. Setiap material, komponen dan proses harus dinilai dan diuji sebelum dimasukkan ke dalam proses produksi.

        3) Pengujian performa

Tujuan pengujian performa adalah untuk mengevaluasi kemampuan komponen komponen produk barang dan jasa agar dapat memenuhi syarat fungsional, mekanis, dan elektronik yang telah ditetapkan pada dokumen persyaratan dan batasan. Untuk meningkatkan performa produk, pihak pembuat produk seringkali menggunakan fitur fitur yang malah mengurangi daya tahan produk tersebut. Menambahkan fitur pada produk juga dapat menambah kerumitan produk yang nantinya akan berpengaruh pada daya tahan produk dan harga produk. 

         4) Penilaian ketahanan

Penilaian ketahanan dapat memberikan informasi mengenai kemampuan sebuah produk dalam memenuhi persyaratan performa yang telah ditentukan. Penilaian ketahanan dilakukan dengan menggunakan data tes integritas, hasil kualifikasi virtual atau hasil tes akselerasi. Ketahanan produk tidak berkaitan dengan nasib baik penggunanya, namun lebih kepada konsekuensi rasional atas usaha yang dilakukan oleh pembuat produk pada tahap desain, pengembangan dan manufaktur. Produk yang memiliki ketahanan tinggi dapat diperoleh dari desain yang kuat dan tingkat toleransi komponen yang tinggi. Pemahaman kuantitatif dan kemampuan untuk memetakan kegagalan mekanisme dalam pengujian produk dapat menjadi alat bagi pembuat produk barang dan jasa untuk membuat desain, proses dan spesifikasi komponen yang efektif.


Berikut adalah Link Tugas 7, Selamat mengerjakan! Link Tugas 7

Posted by Rakhmi Rusdiani On September 27, 2020 No comments READ FULL POST

TUGAS

1. Jelaskan perkembangan HAKI di Indonesia dari sebelum merdeka sampai ssat ini!


Tata cara mengerjakan tugas:

1. Kerjakan tugas di buku catatan anda.
2. Kumpulkan tugas dengan memberikan bukti foto hasil jawaban anda dan kirim melalui link google form berikut ini: 
3. Pengumpulan tugas maksimal 24 jam setelah jam pelajaran selesai
Posted by Rakhmi Rusdiani On September 27, 2020 No comments READ FULL POST

 Perkembangan Perlindungan Hakl di Indonesia

    Berdasarkan catatan sejarah bahwa di Indonesia peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hak atas kekayaan intelektual sudah ada sejak tahun 1840. Ketika itu negara kita di masa penjajahan Belanda, saat itu pemerintah kolonial Belanda berusaha memperkenalkan undang-undang kepada masyarakat Indonesia tentang perlindungan Hakl pada tahun 1844 Pada perkembangan selanjutnya pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan Undang- Undang Merek tahun 1885, serta mengeluarkan Undang-Undang Paten tahun 1910, dan Undang- Undang Hak Cipta tahun 1912.

    Di masa lampau itu negeri kita masih bernama Netherlands East-Indies telah menjadi angota Paris Convention for the Protection of Industrial Property sejak tahun 1888, anggota Madrid Convention dari tahun 1893 sampai dengan 1936, dan anggota Berne Convention for the Protection of Literaty and Artistic Works sejak tahun 1914. Kemudian di saat wilayah nusantara di jajah oleh Jepang yaitu tahun 1942 sampai dengan 1945, semua peraturan perundang-undangan di bidang Hakl tersebut tetap berlaku.

    Setelah negeri kita merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 maka seluruh peraturan perundang- undangan peninggalan kolonial Belanda tetap berlaku, begitu juga dengan undang undang Haki tetap berlaku. Di dalam perkembangan negeri kita Indonesia mulai terjadi perkembangan seputar undang-undang HakI.

  1. Pada tahun 1953 dikeluarkannya peraturan nasional pertama yang mengatur tentang Paten, oleh Menteri Kehakiman RI. Di dalam peraturan ini diatur mengenai pengajuan sementara permintaan paten dalam negeri, dan permintaan paten luar negeri.
  2. Kemudian tepatnya pada tanggal 11 Oktober 1961 dikeluarkan UU No. 21 tahun 1961 tentang Merek Perüsahaan dan Merek Perniagaan untuk mengganti UU Merek Kolonial Belanda. Undang-undang ini mulai diberlakukan sejak tanggal 11 November 1961. Tujuan utama dari ditetapkannya UU ini sebagai cara dalam melindungi masyarakat dari barang-barang tiruan atau bajakan.
  3. Selanjutnya pada tanggal 12 April 1982 pemerintah RI mengeluarkan UU No. 6 tahun 1982 yaitu mengenai Cipta sebagai ganti dari UU Hak Cipta peninggalan masa pejajahan Belanda. UU Hak Cipta tahun 1982 ini tujuannya adalah sebagai pendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil karya cipta kecerdasan anak bangsa.
  4. Pada perkembangan selanjutnya di tahun 1986 disebut sebagai awal era moderen sistem HakI di tanah air. Dikarenakan tepatnya di tanggal 23 Juli 1986 Presiden RI membentuk sebuah tim khusus di bidang Haki yang bertugas menyusun kebijakan nasional di bidang HaKI, perancangan peräturan perundang-undangan di bidang Haki dan sosialisasi sistem Haki di kalangan intansi pemerintah terkait, aparat penegak hukum dan masyarakat luas.
  5. Kemudian tepatnya pada tanggal 19 September 1987 Pemerintah RI mengesahkan UU No. 7 Tahun 1987 sebagal perubahan atas UU No. 12 Tahun 1982 tentang Hak Cipta.
  6. Pada tahun 1988 dikeluarkan Kepres RI No. 32 yang isinya berupa penetapan pembentukan Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek untuk mengambil alih fungsi dan tugas Direktorat Paten dan Hak Cipta yang merupakan salah satu unit eselon Il di lingkungan Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-Undangan, Departemen Kehakiman.
  7. Perkembangan selanjutnya yaitu pada tanggal 13 Oktober 1989 DPR menyetujui RUU tentang Paten yang selanjutnya disahkan menjadi UU No. 6 Tahun 1989 oleh Presiden RI pada tanggal 1 November 1989. UU Paten 1989 mulai berlaku tanggal 1 Agustus 1991.
  8. Lalu tepatnya pada tanggal 28 Agustus 1992 Pemerintah RI mengesahkan UU No. 19 Tahun 1992 tentang Merek. Serta ditelapkan mulai berlaku sejak tanggal 1 April 1993. Jadi intinya UU ini menggantikan UU Merek tahun 1961.
  9. Pemerintah RI melakukan revisi perangkat peraturan di bidang HaKI, di tahun 1997 yaitu UU Hak Cipta 1987 jo. UU No. 6 tahun 1982, UU Paten 1989 dan UU Merek 1992.
  10. Pada Akhir tahun 2000, pemerintah RI mengesahkan tiga UU baru dibidang HaKl yaitu sebagai berikut. 1) UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang 2) UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri, dan 3) UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
  11. Selanjutnya pemerintah Indonesia mengesahkan UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten, UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek, Kedua UU ini menggantikan UU yang lama di bidang terkait. Pada pertengahan tahun 2002, disahkan UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menggantikan UU yang lama dan berlaku efektif satu tahun sejak di undangkannya.
  12. Lalu pada tahun 2000 pula disahkan UU No. 29 tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman dan mulai berlaku efektif sejak tahun 2004.

Dari perkembangan HaKI di atas maka dapat kita simpulkan bahwa perangkat peraturan perundang-undangan di bidang HaKI di Indonesia sampai saat ini sudah lengkap. Akan tetapi masih belum banyak diketahui oleh masyarakat, penyebabnya yaitu masih rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang HaKI. Oleh karena itu, sangat perlu sekali tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang HaKl perlu terus-menerus ditingkatkan melalui berbagai kegiatan sosialisasi kepada masyarakat.

Berikut adalah link tugas 7, Selamat mengerjakan! Link Tugas 7

Posted by Rakhmi Rusdiani On September 27, 2020 No comments READ FULL POST

Minggu, 20 September 2020

Berikut adalah link untuk mengerjakan PTS Kelas 12 PKK:

PTS PKK Kelas 12

Tata cara mengerjakan PTS:
1. Kerjakan ulangan pada link google form di atas
2. Kerjakan ulangan pada waktu yang telah ditentukan (09.00-11.30AM)
3. Jika melewati waktu yang telah ditentukan, dianggap tidak mengerjakan
Posted by Rakhmi Rusdiani On September 20, 2020 No comments READ FULL POST

Berikut adalah link untuk mengerjakan PTS Kelas 11 PKK:

PTS PKK Kelas 11

Tata cara mengerjakan PTS:
1. Kerjakan ulangan pada link google form di atas
2. Kerjakan ulangan pada waktu yang telah ditentukan (09.00-11.30AM)
3. Jika melewati waktu yang telah ditentukan, dianggap tidak mengerjakan
Posted by Rakhmi Rusdiani On September 20, 2020 No comments READ FULL POST

Kamis, 17 September 2020

1.Jelaskan pengertian HAKI menurut Ismail Saleh!
2.Apa prinsip-prinsip hak atas kekayaan intelektual?
3.Mengapa HAKI disebut bersifat esklusif dan mutlak?

Tata cara mengerjakan tugas:

1. Kerjakan tugas di buku catatan anda.
2. Kumpulkan tugas dengan memberikan bukti foto hasil jawaban anda dan kirim melalui link google form berikut ini: 
Pengumpulan Tugas 6
3. Pengumpulan tugas maksimal 24 jam setelah jam pelajaran selesai
Posted by Rakhmi Rusdiani On September 17, 2020 No comments READ FULL POST

Apa itu HAKI?

Pengertian HAKI Menurut Para Pakar, sebagai berikut:

  1. Ismail Saleh, Pengertian HAKI adalah pengakuan dan penghargaan pada seseorang atau badan hukum atas penemuan atau penciptaan karya intelektual mereka dengan memberikan hak-hak khusus bagi mereka, baik yang bersifat sosial maupun ekonomis.
  2. Bambang Kesowo, HAKI adalah hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
  3. Adrian Sutedi adalah hak atau wewenang atau kekuasaan untuk berbuat sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut dan hak tersebut diatur oleh norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku. Kekayaan intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, sastra, seni, karya tulis, karikatur, pengarang lagu dan seterusnya.

Seorang wirausaha harus memahami dan mengetahui tentang Hak atas Kekayaan Intelektual agar setiap produk yang dihasilkan atau diciptakan tidak mudah ditiru dan di akui oleh pihak lain. Manfaat ekonomi lainnya adalah ia bisa memberikan keuntungan seperti mendapatkan royalti ketika produknya digunakan oleh pihak lain. Apabila ia tidak mempatenkan produknya itu artinya ia siap menerima resiko yang tidak diinginkan, misalnya produknya diakui oleh orang lain.

Posted by Rakhmi Rusdiani On September 17, 2020 No comments READ FULL POST

Rabu, 16 September 2020

1. Apa yang dimaskud dengan perakitan produk?

2. Sebutkan proses-proses produksi pada produk perangkat keras!

3. Jelaskan yang terjadi pada proses EVT!

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan proses PVT!


Tata cara mengerjakan tugas:

1. Kerjakan tugas di buku catatan anda.
2. Kumpulkan tugas dengan memberikan bukti foto hasil jawaban anda dan kirim melalui link google form berikut ini: 
Pengumpulan Tugas 6
3. Pengumpulan tugas maksimal 24 jam setelah jam pelajaran selesai
Posted by Rakhmi Rusdiani On September 16, 2020 No comments READ FULL POST

     Apa itu Perakitan Produk??

Pada bagian ini, kita akan membahas mengenai penerapan proses produksi dalam bidang barang. Tentu saja setiap perusahaan memiliki penerapan produksi yang berbeda-beda. Namun, kali ini kita akan mengambil contoh produksi pada produk barang yaitu hardware komputer.

Proses manufaktur perangkat keras adalah proses yang memiliki banyak langkah dan tingkatan, mulai dari konsep sampai produksi massal. Semua langkah tersebut harus dilaksanakan dengan sempurna dan tanpa kesalahan sedikitpun. Namun, seiring berjalannya waktu, proses tersebut menjadi semakin mudah. Berkembangnya alat alat seperti Arduino (alat pencipta prototype) dan printer 3 dimensi akan membuat kegiatan manufaktur terasa mudah.

Namun tetap saja, proses manufaktur produk perangkat keras adalah proses yang tidak mudah. Sebagai gambaran, proses yang dibutuhkan untuk membangun prototype sampai menuju fase produksi massal membutuhkan waktu 4-6 minggu. Dalam manufaktur dan perakitan perangkat keras, membangun satu atau dua prototype membutuhkan waktu yang lebih lama dari produksi massal produk lainnya. Tingginya permintaan untuk berinovasi menjadi salah satu penyebab sulitnya membangun. prototype perangkat keras.

Posted by Rakhmi Rusdiani On September 16, 2020 No comments READ FULL POST

Selasa, 08 September 2020

  1. Bagaimana cara melakukan analisis SWOT?
  2. Bagaimana langkah dasar untuk pemilihan alternatif data analisis kelayakan finansial?
  3. Jelaskan mengenai opportunities!
  4. Jelaskan tujuan dari analisis kelayakan keuangan!
        

Tata cara mengerjakan tugas:
1. Kerjakan tugas di buku catatan anda.
2. Kumpulkan tugas dengan memberikan bukti foto hasil jawaban anda dan kirim melalui link google form berikut ini: 
Pengumpulan Tugas 5
3. Pengumpulan tugas maksimal 24 jam setelah jam pelajaran selesai

Posted by Rakhmi Rusdiani On September 08, 2020 No comments READ FULL POST

Senin, 07 September 2020

  1. jelaskan mengenai intermitten process!
  2. sebutkan kekurangan dari produksi yang terputus-putus!
  3. jelaskan mengenai continous process!
  4. sebutkan kelebihan dari produksi kontinu!


Tata cara mengerjakan tugas:
1. Kerjakan tugas di buku catatan anda.
2. Kumpulkan tugas dengan memberikan bukti foto hasil jawaban anda dan kirim melalui link google form berikut ini: 
Pengumpulan Tugas 5
3. Pengumpulan tugas maksimal 24 jam setelah jam pelajaran selesai
Posted by Rakhmi Rusdiani On September 07, 2020 No comments READ FULL POST

Analisis SWOT dalam Memetakan Peluang Usaha Produk Barang/Jasa 

Kelayakan peluang usaha produk barang/jasa dapat dilakukan dengan menerapkan metode SWOT. Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threat) dalam suatu proyek bisnis/wirausaha atau suatu spekulasi bisnis. Kegunaan analisis SWOT ini, yaitu untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha produk barang atau jasa sebagai alat penyusun strategi.

Analisis SWOT dapat dilakukan dengan mewawancarai pengusaha produk barang atau jasa dengan menggunakan kuisioner. Aspek sosial, ekonormi, dan teknik produksi barang/jasa untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keberhasilan usaha produk barang atau jasa merupakan aspek yang ada dalam wawancara tersebut. 

1.      Penetapan Kelayakan Produk Barang dan Jasa 

Berikut beberapa langkah dalam menganalisis peluang usaha produk barang atau jasa yang perlu diperhatikan.



















2.      Analisis Kelayakan Finansial 

Pengertian analisis kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. Berikut langkah dasar untuk pemilihan alternatif dala analisis kelayakan finansial seperti dalam tabel berikut. 






Analisis SWOT usaha produk barang atau jasa

      a.      Analisis kekuatan (strength) 

  1. Kecukupan modal sehingga dapat membuat promo dan pemasaran yang menarik konsumen 
  2. Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, dengan jumlah memadai untuk mengadakan pembuatan dan penjualan produk barang/jasa. 
  3. Memiliki koneksi atau hubungan bisnis yang banyak. Kelebihannya yaitu dapat mempermudah untuk memasarkan produk barang/jasa. 
  4. Tempat usaha yang mudah dicari dan dijangkau oleh konsumen dan customer 
  5. Memiliki kualitas produk sehingga konsumen akan merasa senang karena produk barang jasa tersebut.                      

      b.      Analisis kelemahan (weakness) 

Analisa terhadap permintaan konsumen mulai berkurang terhadap produk barang/jasa akibat persaingan dengan wirausaha lainnya. 

  1. Ditemukan karyawan yang memiliki pelayanan yang buruk. 
  2. Banyaknya pembayaran tersendat yang dilakukan oleh konsumen, sehingga ada ketimpangan antara modal dengan keuntungan.

      c.    Analisis peluang (opportunities) 

Oppartunities merupakan situasi atau kondisi yang merupakan peluang atau kesempatan di luar perusahaan atau organisasi yang bisa memberikan peluang untuk berkembang di kemudian hari. Analisa ini dapat diisi menggunakan panduan berikut.

  1. Kesempatan apa yang dapat kita lihat? 
  2. Perkembangan tren apa yang sejalan dengan perusahaan atau organisasi kita? 

     d.      AnaliÅŸis ancaman (threat) 

Banyaknya usaha baru sejenis yang bermunculan, sehingga mengancam kerja sama dengan para pelanggan. Selain itu, ada bentuk atau cara dalam menganalisis usaha produk barang/jasa sebagai berikut.

  1. Menetapkan kelayakan usaha 
  2. Ada beberapa langkah dalam menetapkan kelayakan usaha produk barangljasa, diantaranya sebagai berikut. 
  3. Analisis kelayakan usaha 
  4. Analisis peluang pasar 
  5. Menentukan segmen pasar 
  6. Sumber informasi pasar 
  7. Uji coba menjual produk barang/jasa 

3.      Analisis kelayakan keuangan 

Melakukan analisis kelayakan keuangan ini bertujuan untuk menentukan sumber daya modal yang dibutuhkan untuk mempertahankan usaha produk barang/jasa. Analisis kelayakan keuangan dapat berupa analisis kelayakan keuangan jangka pendek, jasa menengah dan jangka panjang

 

4.      Membedakan persaingan

Melakukan analisis pesaing dengan usaha produk barang/jasa yang sama sangat penting untuk keberlanjutan usaha.

Posted by Rakhmi Rusdiani On September 07, 2020 No comments READ FULL POST

Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Arus Produksi

Terdapat berbagai jenis proses produksi jika ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi yang dilihat dari aspek arus proses pengolahan bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua proses produksi terus-menerus (continous process) dan proses produksi terputus-putus (intermitten process).

 

Faktor-faktor Produksi

Penentuan produksi berdasarkan faktor-faktor seperti:

a. volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan.

b.  kualitas produk yang disyaratkan,

c. peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses. 

 

Tipe proses produksi

Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut. 

a. Proses produksi yang terputus-putus (Intermitten Process)

Proses produksi yang terputus adalah kegiatan produksi yang dilakukan dengan alat multiguna. Dengan menggunakan alat multiguna, kegiatan produksi dapat dilakukan secara fleksibel. Proses produksi terputus-putus dapat ditemui di dalam usaha berbasis pelayanan, misalnya usaha reparasi komputer.  Dalam usaha penyedia jasa reparasi komputer, pihak produsen melakukan proses produksi sesuai pesanan konsurnen, sehingga akan tercipta proses produksi yang berbeda-beda.  

1)    ciri produksi yang terputus-putus

Sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten process manufacturing) sebagai berikut:

a) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil namun dengan banyak variasi (sesuai pesanan)

b) Penyusunan peralatan dilakukan berdasarkan fungsi peralatan tersebut.

c)   Mesin-mesin yang dipakai biasanya bersifat multiguna, misalnya obeng untuk melakukan reparasi berbagai macam barang.

d) Oleh karena sifatnya yang multiguna, maka operator mesin memiliki pengaruh yang besar.

e) Proses produksi tidak akan terhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan.

2)   Kelemahan produksi terputus-putus

Kekurangan/kerugian proses produksi yang terputus-putus sebagai berikut.

a) Sulit untuk dilakukan penjadwalan proses produksi karena urutan pekerjaan yang banyak sekali di dalam memproduksi satu macam produk. Selain itu, dibutuhkan banyak sistem penjadwalan karena pasti akan terdapat perbedaan pesanan konsumen.

b) Oleh karena banyaknya proses penjadwalan proses produksi, maka pengawasan produksi (production control) dalam proses produksi terputus-putus akan sangat sukar dilakukan.

c) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi, karena banyak dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga yang ahli dalam pengerjaan produk tersebut.

3)   Keuntungan dari produksi terputus-putus

Dibalik kelemahannya, ternyata produksi terputus menyimpan keuntungan yang cukup signifikan. Kebaikan/kelebihan dari proses produksi yang terputus-putus sebagai berikut. 

a)   Mempunyai sistem garansi yang tinggl dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup besar. Fleksibilitas ini diperoleh terutama dari:

(1)  Sistem penyusunan peralatan (lay out) nya yang berbentuk proses tata letak. 

(2) Jenis mesin yang digunakan dalam proses yang bersifat umum (general purpose machines). 

(3)  Sistem pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga kerja mesin tetapi tenaga manusia. 

b) Oleh karena mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum, maka biasanya dapat diperoleh dari uang dalam investasi mesin-mesin, sebab harga mesin-mesin ini lebih murah dari mesin-mesin yang khusus (special purpose machines). 

c) Proses produksi tidak mudah terhenti akibat kerusakan atau kemacetan di suatu proses tempat / tingkat. 

 

b. Proses produksi yang kontinu (continuous process)

Produksi kontinu adalah suatu metode proses produksi di mana proses berlangsung secara terus-menerus tanpa terhenti. Proses produksi secara kontinu dilakukan pada industri dengan skala produksi besar. Pada proses produksi secara kontinu umum digunakan sistem yang terotomatisasi.

1)   Kelemahan produksi kontinu

Kekurangan / kerugian proses produksi yang terus menerus (continuous manufacturing) sebagai berikut

a. Ada kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang melayani oleh konsumen atau pelanggan. Jadi proses produksi seperti ini khusus untuk menghasilkan produk- produk sebagai berikut.

(1)  Permintaan (demand) nya besar dan stabil. 

(2) Gaya produknya tidak mudah berubah. 

b. Proses produksi mudah terhenti, karena apabila terjadi kemacetan di suatu tempat/ tingkat proses (di awal, di tengah atau di belakang), maka kemungkinan seluruh proses produksi akan terhenti yang disebabkan adanya hubungan saling hubungan dan urut-urutan antara masing-masing tingkat proses.

c.Terjadi kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan, karena biasanya tingkat produksi (rate of production) nya telah ditentukan dan bersifat permanen.

 

2)    Kelebihan proses produksi kontinu

Kebaikan/kelebihan proses produksi yang terus menerus (continuous manufacturing) sebagai berikut.

a. Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit (unit production cost) yang rendah dengan volume yang dihasilkan cukup besar dan terdapat standarisasi produk. 

b.Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, karena sistem pemindahan bahan yang menggunakan tenaga mesin/listrik. 

c. Biaya tenaga kerja (labor cost) nya rendah, karena jumlah tenaga kerjanya yang sedikit dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (cukup yang setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang dihasilkan. 

d. Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga lebih rendah, karena jarak antara mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut digerakkan dengan tenaga mesin (mekanisasi). 


c. Proses produksi berulang-ulang (repetitive process)

Produksi berulang atau produksi berulang adalah kegiatan produksi mana produksi dilakukan secara berulang ulang dalam rentang waktu yang ditentukan.

 

d.    Proses produksi campuran

Proses produksi campuran merupakan proses praduksi yang menggabungkan fungsi proses Intermitten process, continuous process serta repetitive process.  Proses produksi campuran adalah proses produksi mana produksi yang dibuat adalah membuat barang vang berbeda beda setiap hari. Proses ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan konsumen vang banyak. Proses produksi campuran biasanya berupa partai kecil. Pemroduksi dengan metode produksi campuran harus memiliki pengetahuan produksi bermacam-macam barang/jasa. Selain itu, mereka juga dituntut untuk cekatan, sehingga produksi akan dapat selesai sesuai dengan jadwal pengiriman.

 

Posted by Rakhmi Rusdiani On September 07, 2020 No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

    Blogger news

    Blogroll

    About