TUGAS
1. Sebutkan tujuan dari pengujian produk!
2. Sebutkan dan jelaskan 3 manfaat dari pengujian produk!
3. Jelaskan 6 langkah proses benchmarking!
Tata cara mengerjakan tugas:
TUGAS
1. Sebutkan tujuan dari pengujian produk!
2. Sebutkan dan jelaskan 3 manfaat dari pengujian produk!
3. Jelaskan 6 langkah proses benchmarking!
Tata cara mengerjakan tugas:
A. Pengujian Produk
Pengujian produk merupakan bagian dari aspek
pengembangan produk. Pengujian produk dapat berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui kelayakan produk di mata konsumen. Pengujian produk dilakukan karena
produsen ingin mengetahul nilai dan daya guna barang tersebut sebelum dilempar
ke pasaran. Pengujian produk adalah strategi untuk meningkatkan aspek
perlindungan konsumen. Pengujian produk merupakan tonggak awal datangnya era
konsumsi modern.
Pengujian produk dapat dilakukan oleh pembuat produk yang bekerja sama dengan peneliti independen atau peneliti yang ditunjuk oleh pemerintah. Pengujian produk memakai dasar metode pengujian llmiah. Namun, terdapat pula beberapa pihak yang melakukan pengujlian produk dengan metode ciptaannya sendiri demi memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Dalam tes perbandingan, dua atau lebih sampel produk yang sama dijadikan objek eksperimen dalam suatu kondisi yang sama.
1. Tujuan Pengujian Produk
Pengujian produk dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu, sebagai berikut.
2. Keuntungan dan Kerugian Pengujian Produk
Pengujian
produk sering kali dikritisi karena pengujian produk dirasa gagal dalam
memperbaiki kegagalan produk lama. Pihak manajemen dirasa bertanggung Jawab
karena mereka melakukan pengujian produk dengan cara-cara yang kaku dan tidak
sesuai dengan perkembangan zaman. Banyak yang menganggap manajemen penguji
produk malah akan merugikan suatu produk, alih- alih mensukseskan suatu produk.
Alasan lain atas kritik terhadap pengujian produk adalah bahwa pengujian produk
hanya mengurusi masalah masalah yang kurang penting atas suatu produk.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa pengujian produk dapat membawa keuntungan, baik bagi produk itu sendiri ataupun bagi konsumen. Berikut adalah keuntungan dan kerugian pengujian produk.
a. Keuntungan pengujian produk
Keuntungan
dalam pengujian produk sebagai berikut.
1) Mencoba strategi pemasaran
Jika produsen suatu produk barang/jasa hanya menjual satu
produk saja, maka perusahaan tersebut akan mengalami masalah dalam aspek
pemasaran. Dengan adanya pengujian produk, kita dapat mengetahui strategi
pemasaran mana yang akan diterapkan. Dengan adanya pengujian produk, produsen
produk dapat membuang fitur-fitur yay tidak dibutuhkan oleh konsumen, yang
dalam hal ini adalah masyarakat umum, sehingna produsen produk dapat menghemat
biaya produksi. Selain itu, produsen produk menkohsumen jenis apa yang bisa
dijadikan sasaran penjualan.
2) Memberikan informasi mengenai produk
Dengan melakukan pengujian produk, perusahaan produsen akan
mendapatkan masuk dari para konsumen mengenai produk yang akan diluncurkan.
Konsumen dan penguji arisn plhakarang paling mengetahui bagaimana informasi
dari produk barang/jasa tersebut.
3) Sebagai upaya untuk mengatur strategi merek
Konsumen membeli produk karena produsen tersebut memiliki
merek yang terkenal atau memiliki reputasi dalam aspek keamanan dan performa
produk. Dengan melakukan pengujian produk, perusahaan dapat mengetahui persepsi
konsumen mengenai produ dalam kaitannya dengan keamanan dan performanya.
4) Membantu produsen mencermati kesalahan
Perusahaan tidak akan mengetahui cacat apa yang ada di dalam suatu produk sarnpai produk tersebut dipegang oleh para konsumen dan penguji. Dengan adanya pengujian produk, produsen produk dapat mengerti cacat apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya pengembalian barang atau penggunaan garansi produk.
b. Kerugian pengujian produk
Risiko dan potensi kerugian dalam melakukan pengujian produk sebagai berikut.
1) Pengujian produk cenderung dapat membuat
perusahaan membayar biaya ekstra
Pengujian produk selalu memberikan risiko bagi suatu
perusahaan. Risiko-risiko dalam proses pengujian produk biasanya berupa sampel,
ukuran sampel yang tak sesuai, kesalahan pengukuran, dan kesalahan dalam
mendeskripsikan produk yang diuji kepada konsumen. Tapi, potensi kesalahan
kesalahan yang timbul akan dapat diatasi oleh metode analisa yang fepat.
Masalah yang lebih besar akan timbul jika pengujian produk bersinggungan dengan
tujuan bisnis perusahaan. Sebagai contoh, pengujian produk yang memakan waktu
sangat lama akan menurunkan tingkat permintaan suatu produk, sehingga
perusahaan akan merugi akibat turunnya permintaan atas produk tersebut.
2) Permasalahan-permasalahan dalam penerapan
pengujian produk
Banyak pihak yang khawatir akan permasalahan permasalahan yang timbul dalam penerapan pengujian produk. Permasalahan permasalahan yang dapat timbul dalam pengujian produk sebagai berikut.
1) Menguji produk yang salah, maksudnya adalah para penguji produk melakukan pengujian pada aspek yang salah dalam suatu produk (hanya fisiknya saja, padahal nilai produk yang sesungguhnya bukan berasal dari aspek fisik).2) Melakukan perbandingan dengan produk yang salah, melakukan pengujian dengan pesaing bisnis yang lebih lemah.3) Menanyai pihak yang salah, melakukan wawancara yang tidak mengetahui seluk beluk alas produk tersebut.4) Melakukan pengujian pada lingkungan pasar yang berbeda dari lingkungan pasar asli produk tersebut,5) Melakukan pengujian kepada segmen konsumen yang tidak sesuai dengan produk6) Melakukan pengujian dengan penerapan harga yang keliru.
3. Pihak-Pihak yang Berperan dalam Pengujian Produk Barang dan Jasa
Pihak-pihak yang berperan dalam pengujian produk sebagai berikut.
a. Pemerintah
Peran umum yang
dilakukan pemerintah dalam pengujian produk barang dan jasa menetapkan hukum
yang menyatakan kewajiban produsen untuk menjelaskan dan menjamin keamanan
produknya. Sehubungan dengan perangkat keras, pemerintah mengatur standarisasi perangkat keras dalam Peraturan pemerintah Nomor 82 tahun 2012 tentang
"Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik"
b. Perusahaan
Peran perusahaan dalam pengujian produk adalah menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan standar perusahaan. Biasanya, standar yang diterapkan adalah standar fakultatif (artinya, perusahaan tersebut menetapkan aturan untuk dirinya sendiri), dan standar wajib (dikeluarkan pemerintah).
4. Konsep Benchmarking pada Pengujian Produk
Benchmark
atau benchmarking merupakan tindakan pengujian dengan cara menjalankan beberapa
program, kumpulan program, atau operasi lain yang bertujuan untuk mengetahui
informasi dari produk yang dibuat. Sebagai contoh: performance dari komputer
dapat diketahui dengan menguji menggunakan Benchmark, Biasanya diasosiasikan
dengan mengevaluasi karakteristik performansi dari hardware komputer, seperti
operasi floating point CPU. Benchmark menyediakan metode perbandingan
performansi dari berbagai subsistem lintas arsitektur chip/sistem.
Benchmarking bukan hanya diterapkan ke dalam pengujian hardware semata. Benchmarking dapat diterapkan di dalam setiap lini usaha. Secara umum, proses benchmarking biasanya terdiri dari enam langkah yaitu:
a. Menentukan apa yang akan dibenchmark
Hampir segala hal dapat di benchmark antara lain:
1) Suatu proses lama yang memerlukan perbaikan.
2) Suatu permasalahan yang memerlukan solusi.
3) Suatu perancangan proses baru.
4) Suatu proses yang upaya-upaya perbaikannya selama ini belum berhasil.
Perlu dibentuk suatu tim
peningkatan mutu yang akan menyelidiki proses dan permasalahannya. Tim ini akan
mendefinisikan proses yang menjadi target, batas-batasnya, operasi-operasi yang
dicakup dan urutannya, dan masukan (input) serta keluarannya (output).
b. Menentukan opa yang akan diukur
Ukuran atau
standar yang dipilih untuk dilakukan benchmark-nya harus yang paling ka dan
besar kontribusinya terhadap perbaikan dan peningkatan mutu. Tim yang
bertugas review elemen-elemen dalam proses dalam suatu bagan alir dan
melakukan diskusi tentang ukuran dan standar yang menjadi fokus, Contoh-contoh
ukuran adalah misalnya durasi waktu penyelesaian, waktu penyelesaian untuk
setiap elemen kerja, waktu untuk setiap pengambilan keputusan,
variasi-variasi waktu jumlah aliran balik atau pengulangan, dan
kemungkinan-kemungkinan terjadinya kesalahan pada setiap elemennya. Jika memang
ada pihak lain (internal dan eksternal) vang berkepentingan terhadap proses ini
maka tuntutan atau kebutuhan (requirements) mereka harus dimasukkan atau
diakomodasikan dalam tahap ini.
Tim yang
bertugas dapat pula melakukan wawancara dergan pihak yang berkepentingan
terhadap proses tersebut (dapat pula dipandang sebagai pelanggan) tentang
tuntutan dan kebutuhan mereka dan menghubungkan atau mengkaitkan tuntutan
tersebut kepada ukuran dan standar kinerja proses, Tim kemudian menentukan
ukuran-ukuran atau standar yang paling kritis yang akan secara signifikan
meningkatkan mutu proses dan hasilnya. Juga dipilih oformasi seperti apa yang
diperlukan dalam proses benchmarking ini dari organisasi lain yang menjadi
tujuan benchmarking.
c. Menentukan kepada siapa akan dilakukan benchmark
Tim
peningkatan mutu kemudian menentukan organisasi yang akan menjadi tujuan
benchmarking ini. Pertimbangan yang perlu adalah tentunya memilih organisasi
lain tersebut yang memang dipandang mempunyai reputasi baik bahkan terbaik
dalam kategori ini.
d. Pengumpulan data/kunjungan
Tim
peningkatan mutu mengumpulkan data tentang ukuran dan yang telah dipilih
terhadap organisasi yang akan di benchmark. Pencarian informasi ini dapat
dimulai dengan yang telah dipublikasikan: misalkan hasil-hasil studi, survei
pasar, survei pelanggan, jurnal, majalah dan lain-lain. Barangkali juga ada
lembaga yang menyediakan bank data tentang benchmarking untuk beberapa aspek
dan kategori tertentu. Tim dapat juga merancang dan mengirimkan kuesioner
kepada lembaga yang akan di benchmark, baik itu merupakan satu-satunya cara mendapatkan
data dan informasi atau sebagai pendahuluan sebelum nantinya dilakukan
kunjungan langsung.
Pada saat
kunjungan langsung (site visit), tim benchmarking mengamati proses yang
menggunakan ukuran dan standar yang berkaitan dengan data intemal yang telah
diidentifikasi dan dikumpulkan sebelumnya. Tentu akan lebih baik jika ada
beberapa obyek atau proses yang dikunjungi sehingga informasi yang didapat akan
lebih lengkap. Asumsi yang perlu diketahui adalah bahwa organisasi atau lembaga
yang dikunjungi mempunyai keinginan yang sama untuk mendapatkan informasi yang
sejenis dari lembaga yang mengunjunginya yaitu adanya keinginan timbal balik
untuk saling membenchmark.
Para pelaku
benchmarking telah dapat menyimpulkan bahwa kunjungan langsung kepada organisasi
dengan praktik terbaik dapat menghasilkan pandangan dan pemahaman lebih
dalam dibandingkan dengan cara-cara pengumpulan data yang manapun. Kunjungan
memungkinkan kita untuk secara langsung berhubungan dengan "pemilik
proses" yaitu orang- orang yang benar-benar menjalankan atau mengelola
proses tersebut,
e. Analisis data
Tim
peningkatan mutu kemudian membandingkan data yang diperoleh dari proses yang
di-benchmark dengan data proses yang dimiliki (internal) untuk menentukan
adanya kesenjangan (gap) di antara mereka. Tentu juga perlu membandingkan
situasi kualitatif misalnya tentang sistem, prosedur, organisasi, dan sikap.
Tim mengindentifikasi mengapa terjadi kesenjangan (perbedaan) dan apa saja yang
dapat dipelajari dari situasi ini, yang sangat penting adalah menghindari sikap
penolakan, jika memang ada perbedaan hal nyata maka kenyataan itu harus dapat
diterima dan kemudian disadari bahwa harus yang hal yang diperbaiki.
f. Merumuskan tujuan dan rencana tindakan
Tim
peningkatan mutu menentukan target perbaikan terhadap proses. Target-target ini
harus dapat dicapai dan realistis dalam pengertian waktu, sumber daya, dan
kemampuan yang ada saat ini; juga sebaiknya terukur, spesifik, dan didukung oleh
manajemen dan orang- orang yang bekerja dalam proses tersebut. Kemudian
multidisiplin yang akan memecahkan persoalan dan mengembangkan suatu rencana
untuk memantapkan tindakan spesifik yang akan diambil, tahapan-tahapan
waktunya, dan siapa- siapa yang harus bertanggung jawab.
Hasil ini akan
diserahkan kepada para pelaksana penjaminan mutu (executive) untuk kemudian
memantau kemajuan dan mengidentifikasi persoalan-persoalan yang timbul. Ukuran
dan standar dievaluasi secara bertahap, barangkali diperlukan penyesuaian-penyesuaian
terhadap rencana untuk dapat mengatasi halangan dan persoalan yang muncul, Juga
para pelaksana memerlukan umpan balik dari mereka yang berkepentingan terhadap
proses dan hasilnya (stakeholders).
Kesenjangan standar mungkin saja tidak dapat dihilangkan karena target organisasi terus saja berkembang dan memperbaiki diri. Yang lebih penting dari semata-mata mengejar kesenjangan adalah menjadikan benchmarking sebagai suatu kebiasaan, yang akan mendorong untuk terus memperbaiki diri. Jika perlu bahkan dapat dibuat atau dibentuk suatu departemen atau divisi tersendiri yang bertanggung jawab melaksanakan benchmarking secara terus menerus (berkelanjutan). dapat diperluas dengan melibatkan.
5. Pengujian Ketahanan Produk
Ketahanan produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan kegiatan seperti yang dinginkan oleh konsumen tanpa kegagalan dan sesuai dengan batas performa suatu produk. Agar suatu produk mendapatkan ketahanan produk, perusahaan harus melakukan pengujian berupa serangkaian tugas. Tugas tugas yang diberikan akan berpengaruh pada ketahanan produk barang/ jasa. Pengujian tersebut dapat berupa pengujian pemilihan material, struktur geometri, toleransi desain, proses manufaktur, teknik perakitan, pengiriman dan penanganan dalam pengiriman, kondisi operasional dan petunjuk perawatan. Berikut adalah hal hal yang berkaitan dengan pengujian ketahanan produk.
1) Pengujian atas persyaratan dan batasan produk
Pengujian tersebut dimulai dari
identifikasi serangkaian syarat dan batasan produk yang ditentukan dari
aktivitas pasar atau subsistem-subsistem mana yang cocok dengan produk tersebut.
Setelah itu, hasil dari pengujian persyaratan dan batasan produk akan dibuat
menjadi dokumen. Dokumen tersebut harus disahkan oleh beberapa pihak yang berwenang,
mulai dari ahli rekayasa, manajemen, sampai konsumen, Setelah disahkan, maka
pihak pembuat produk barang dan jasa akan membuat serangkaian deskripsi
mengenai spesifikasi produk yang dirasa sesuai dengan dokumen persyaratan dan
batasan yang telah disahkan.
Langkah selanjutnya adalah mempertemukan antara dokumen persyaratan dan batasan dengan dokumen spesifikasi yang diajukan oleh pihak pembuat produk barang dan jasa. Modifikasi dokumen persyaratan dan Batasan akan dilakukan apabila terdapat isi dari dokumen tersebut yang tidak dapat diimplementasikan pada produk yang dibuat. Setelah adanya kesepakatan antara pihak penguji dengan pembuat produk, maka pihak pembuat produk dapat lanjut ke tahap desain terakhir.
2) Deskripsi material, komponen dan proses manufaktur
Desain hardware harus dilakukan berdasarkan pemilihan komponen, material dan proses manufaktur yang sesuai dengan dokumen persyaratan dan batasan yang telah disetujui sebelumnya. Setiap material, komponen dan proses harus dinilai dan diuji sebelum dimasukkan ke dalam proses produksi.
3) Pengujian performa
Tujuan pengujian performa adalah untuk mengevaluasi kemampuan komponen komponen produk barang dan jasa agar dapat memenuhi syarat fungsional, mekanis, dan elektronik yang telah ditetapkan pada dokumen persyaratan dan batasan. Untuk meningkatkan performa produk, pihak pembuat produk seringkali menggunakan fitur fitur yang malah mengurangi daya tahan produk tersebut. Menambahkan fitur pada produk juga dapat menambah kerumitan produk yang nantinya akan berpengaruh pada daya tahan produk dan harga produk.
4) Penilaian ketahanan
Penilaian
ketahanan dapat memberikan informasi mengenai kemampuan sebuah produk dalam
memenuhi persyaratan performa yang telah ditentukan. Penilaian ketahanan
dilakukan dengan menggunakan data tes integritas, hasil kualifikasi virtual
atau hasil tes akselerasi. Ketahanan produk tidak berkaitan dengan nasib baik
penggunanya, namun lebih kepada konsekuensi rasional atas usaha yang dilakukan
oleh pembuat produk pada tahap desain, pengembangan dan manufaktur. Produk yang
memiliki ketahanan tinggi dapat diperoleh dari desain yang kuat dan tingkat
toleransi komponen yang tinggi. Pemahaman kuantitatif dan kemampuan untuk
memetakan kegagalan mekanisme dalam pengujian produk dapat menjadi alat bagi
pembuat produk barang dan jasa untuk membuat desain, proses dan spesifikasi
komponen yang efektif.
Berikut adalah Link Tugas 7, Selamat mengerjakan! Link Tugas 7
TUGAS
1. Jelaskan perkembangan HAKI di Indonesia dari sebelum merdeka sampai ssat ini!
Tata cara mengerjakan tugas:
Perkembangan Perlindungan Hakl di Indonesia
Berdasarkan catatan sejarah bahwa
di Indonesia peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hak atas
kekayaan intelektual sudah ada sejak tahun 1840. Ketika itu negara kita di masa
penjajahan Belanda, saat itu pemerintah kolonial Belanda berusaha
memperkenalkan undang-undang kepada masyarakat Indonesia tentang perlindungan
Hakl pada tahun 1844 Pada perkembangan selanjutnya pemerintah kolonial Belanda
mengeluarkan Undang- Undang Merek tahun 1885, serta mengeluarkan Undang-Undang
Paten tahun 1910, dan Undang- Undang Hak Cipta tahun 1912.
Di masa lampau itu negeri kita
masih bernama Netherlands East-Indies telah menjadi angota Paris Convention for
the Protection of Industrial Property sejak tahun 1888, anggota Madrid
Convention dari tahun 1893 sampai dengan 1936, dan anggota Berne Convention for
the Protection of Literaty and Artistic Works sejak tahun 1914. Kemudian di
saat wilayah nusantara di jajah oleh Jepang yaitu tahun 1942 sampai dengan
1945, semua peraturan perundang-undangan di bidang Hakl tersebut tetap berlaku.
Setelah negeri kita merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945 maka seluruh peraturan perundang- undangan peninggalan
kolonial Belanda tetap berlaku, begitu juga dengan undang undang Haki tetap berlaku.
Di dalam perkembangan negeri kita Indonesia mulai terjadi perkembangan seputar
undang-undang HakI.
Dari perkembangan HaKI di atas
maka dapat kita simpulkan bahwa perangkat peraturan perundang-undangan di
bidang HaKI di Indonesia sampai saat ini sudah lengkap. Akan tetapi masih belum
banyak diketahui oleh masyarakat, penyebabnya yaitu masih rendahnya tingkat pengetahuan
dan pemahaman masyarakat tentang HaKI. Oleh karena itu, sangat perlu sekali
tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang HaKl perlu terus-menerus
ditingkatkan melalui berbagai kegiatan sosialisasi kepada masyarakat.
Berikut adalah link tugas 7, Selamat mengerjakan! Link Tugas 7
Tata cara mengerjakan tugas:
Apa itu HAKI?
Pengertian HAKI Menurut Para Pakar, sebagai berikut:
Seorang wirausaha harus memahami dan mengetahui tentang Hak atas Kekayaan Intelektual agar setiap produk yang dihasilkan atau diciptakan tidak mudah ditiru dan di akui oleh pihak lain. Manfaat ekonomi lainnya adalah ia bisa memberikan keuntungan seperti mendapatkan royalti ketika produknya digunakan oleh pihak lain. Apabila ia tidak mempatenkan produknya itu artinya ia siap menerima resiko yang tidak diinginkan, misalnya produknya diakui oleh orang lain.
1. Apa yang dimaskud dengan perakitan produk?
2. Sebutkan proses-proses produksi pada produk perangkat keras!
3. Jelaskan yang terjadi pada proses EVT!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan proses PVT!
Tata cara mengerjakan tugas:
Apa itu Perakitan Produk??
Pada bagian ini, kita akan membahas mengenai penerapan
proses produksi dalam bidang barang. Tentu saja setiap perusahaan memiliki
penerapan produksi yang berbeda-beda. Namun, kali ini kita akan mengambil
contoh produksi pada produk barang yaitu hardware komputer.
Proses manufaktur perangkat keras adalah proses yang
memiliki banyak langkah dan tingkatan, mulai dari konsep sampai produksi
massal. Semua langkah tersebut harus dilaksanakan dengan sempurna dan tanpa
kesalahan sedikitpun. Namun, seiring berjalannya waktu, proses tersebut menjadi
semakin mudah. Berkembangnya alat alat seperti Arduino (alat pencipta
prototype) dan printer 3 dimensi akan membuat kegiatan manufaktur terasa mudah.
Namun tetap saja, proses manufaktur produk perangkat keras adalah proses yang tidak mudah. Sebagai gambaran, proses yang dibutuhkan untuk membangun prototype sampai menuju fase produksi massal membutuhkan waktu 4-6 minggu. Dalam manufaktur dan perakitan perangkat keras, membangun satu atau dua prototype membutuhkan waktu yang lebih lama dari produksi massal produk lainnya. Tingginya permintaan untuk berinovasi menjadi salah satu penyebab sulitnya membangun. prototype perangkat keras.
Analisis
SWOT dalam Memetakan Peluang Usaha Produk Barang/Jasa
Kelayakan peluang usaha produk barang/jasa
dapat dilakukan dengan menerapkan metode SWOT. Analisis SWOT merupakan metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunities), dan ancaman (threat) dalam suatu proyek
bisnis/wirausaha atau suatu spekulasi bisnis. Kegunaan analisis SWOT ini, yaitu
untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha
produk barang atau jasa sebagai alat penyusun strategi.
Analisis SWOT dapat dilakukan dengan
mewawancarai pengusaha produk barang atau jasa dengan menggunakan kuisioner.
Aspek sosial, ekonormi, dan teknik produksi barang/jasa untuk mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keberhasilan usaha produk barang
atau jasa merupakan aspek yang ada dalam wawancara tersebut.
1.
Penetapan Kelayakan Produk Barang dan
Jasa
Berikut beberapa langkah dalam menganalisis
peluang usaha produk barang atau jasa yang perlu diperhatikan.
2.
Analisis Kelayakan Finansial
Pengertian analisis kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. Berikut langkah dasar untuk pemilihan alternatif dala analisis kelayakan finansial seperti dalam tabel berikut.
Analisis
SWOT usaha produk barang atau jasa
a. Analisis kekuatan (strength)
b. Analisis
kelemahan (weakness)
Analisa
terhadap permintaan konsumen mulai berkurang terhadap produk barang/jasa akibat
persaingan dengan wirausaha lainnya.
c. Analisis peluang (opportunities)
Oppartunities merupakan situasi atau kondisi yang merupakan peluang atau kesempatan di luar perusahaan atau organisasi yang bisa memberikan peluang untuk berkembang di kemudian hari. Analisa ini dapat diisi menggunakan panduan berikut.
d. AnaliÅŸis
ancaman (threat)
Banyaknya usaha baru sejenis yang bermunculan, sehingga mengancam kerja sama dengan para pelanggan. Selain itu, ada bentuk atau cara dalam menganalisis usaha produk barang/jasa sebagai berikut.
3.
Analisis kelayakan keuangan
Melakukan
analisis kelayakan keuangan ini bertujuan untuk menentukan sumber daya modal
yang dibutuhkan untuk mempertahankan usaha produk barang/jasa. Analisis
kelayakan keuangan dapat berupa analisis kelayakan keuangan jangka pendek, jasa
menengah dan jangka panjang
4.
Membedakan persaingan
Melakukan analisis pesaing dengan usaha produk barang/jasa yang sama sangat penting untuk keberlanjutan usaha.
Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Arus Produksi
Terdapat
berbagai jenis proses produksi jika ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi
yang dilihat dari aspek arus proses pengolahan bahan mentah sampai menjadi
produk akhir, terbagi menjadi dua proses produksi terus-menerus (continous
process) dan proses produksi terputus-putus (intermitten process).
Faktor-faktor Produksi
Penentuan produksi berdasarkan faktor-faktor seperti:
a. volume atau jumlah produk yang
akan dihasilkan.
b. kualitas produk yang disyaratkan,
c. peralatan yang tersedia
untuk melaksanakan proses.
Tipe proses produksi
Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan
sebagai berikut.
a. Proses produksi yang
terputus-putus (Intermitten Process)
Proses produksi yang terputus adalah kegiatan produksi yang dilakukan dengan alat multiguna. Dengan menggunakan alat multiguna, kegiatan produksi dapat dilakukan secara fleksibel. Proses produksi terputus-putus dapat ditemui di dalam usaha berbasis pelayanan, misalnya usaha reparasi komputer. Dalam usaha penyedia jasa reparasi komputer, pihak produsen melakukan proses produksi sesuai pesanan konsurnen, sehingga akan tercipta proses produksi yang berbeda-beda.
1) ciri produksi yang terputus-putus
Sifat-sifat
atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten process
manufacturing) sebagai berikut:
a) Biasanya produk yang dihasilkan
dalam jumlah yang sangat kecil namun dengan banyak variasi (sesuai pesanan)
b) Penyusunan peralatan dilakukan
berdasarkan fungsi peralatan tersebut.
c) Mesin-mesin yang dipakai biasanya
bersifat multiguna, misalnya obeng untuk melakukan reparasi berbagai macam
barang.
d) Oleh karena sifatnya yang multiguna,
maka operator mesin memiliki pengaruh yang besar.
e) Proses produksi tidak akan terhenti
walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan.
2) Kelemahan produksi terputus-putus
Kekurangan/kerugian
proses produksi yang terputus-putus sebagai berikut.
a) Sulit
untuk dilakukan penjadwalan proses produksi karena urutan pekerjaan yang banyak
sekali di dalam memproduksi satu macam produk. Selain itu, dibutuhkan banyak
sistem penjadwalan karena pasti akan terdapat perbedaan pesanan konsumen.
b) Oleh
karena banyaknya proses penjadwalan proses produksi, maka pengawasan produksi
(production control) dalam proses produksi terputus-putus akan sangat sukar
dilakukan.
c) Biaya
tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi, karena banyak
dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga yang
ahli dalam pengerjaan produk tersebut.
3) Keuntungan dari produksi terputus-putus
Dibalik
kelemahannya, ternyata produksi terputus menyimpan keuntungan yang cukup
signifikan. Kebaikan/kelebihan dari proses produksi yang terputus-putus
sebagai berikut.
a) Mempunyai sistem garansi yang tinggl
dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup
besar. Fleksibilitas ini diperoleh terutama dari:
(1) Sistem penyusunan peralatan (lay
out) nya yang berbentuk proses tata letak.
(2) Jenis mesin yang digunakan dalam
proses yang bersifat umum (general purpose machines).
(3) Sistem pemindahan bahan yang tidak
menggunakan tenaga kerja mesin tetapi tenaga manusia.
b) Oleh karena mesin-mesin yang
digunakan dalam proses bersifat umum, maka biasanya dapat diperoleh dari uang
dalam investasi mesin-mesin, sebab harga mesin-mesin ini lebih murah dari
mesin-mesin yang khusus (special purpose machines).
c) Proses produksi tidak mudah terhenti
akibat kerusakan atau kemacetan di suatu proses tempat / tingkat.
b. Proses produksi yang kontinu
(continuous process)
Produksi kontinu adalah suatu metode
proses produksi di mana proses berlangsung secara terus-menerus tanpa terhenti.
Proses produksi secara kontinu dilakukan pada industri dengan skala produksi
besar. Pada proses produksi secara kontinu umum digunakan sistem yang
terotomatisasi.
1) Kelemahan produksi kontinu
Kekurangan /
kerugian proses produksi yang terus menerus (continuous manufacturing) sebagai
berikut
a. Ada kesukaran untuk menghadapi
perubahan produk yang melayani oleh konsumen atau pelanggan. Jadi proses
produksi seperti ini khusus untuk menghasilkan produk- produk sebagai berikut.
(1) Permintaan (demand) nya besar dan
stabil.
(2) Gaya produknya tidak mudah
berubah.
b. Proses produksi mudah terhenti,
karena apabila terjadi kemacetan di suatu tempat/ tingkat proses (di awal, di
tengah atau di belakang), maka kemungkinan seluruh proses produksi akan
terhenti yang disebabkan adanya hubungan saling hubungan dan urut-urutan antara
masing-masing tingkat proses.
c.Terjadi kesukaran dalam menghadapi
perubahan tingkat permintaan, karena biasanya tingkat produksi (rate of
production) nya telah ditentukan dan bersifat permanen.
2) Kelebihan proses produksi kontinu
Kebaikan/kelebihan
proses produksi yang terus menerus (continuous manufacturing) sebagai berikut.
a. Dapat diperoleh tingkat biaya
produksi per unit (unit production cost) yang rendah dengan volume yang
dihasilkan cukup besar dan terdapat standarisasi produk.
b.Dapat dikuranginya
pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, karena sistem pemindahan
bahan yang menggunakan tenaga mesin/listrik.
c. Biaya tenaga kerja (labor cost) nya
rendah, karena jumlah tenaga kerjanya yang sedikit dan tidak memerlukan tenaga
yang ahli (cukup yang setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang
dihasilkan.
d. Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga lebih rendah, karena jarak antara mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut digerakkan dengan tenaga mesin (mekanisasi).
Produksi berulang atau produksi berulang adalah kegiatan produksi mana produksi dilakukan secara berulang ulang dalam rentang waktu yang ditentukan.
d. Proses produksi campuran
Proses
produksi campuran merupakan proses praduksi yang menggabungkan fungsi proses
Intermitten process, continuous process serta repetitive process.
Proses produksi campuran adalah proses produksi mana produksi yang dibuat
adalah membuat barang vang berbeda beda setiap hari. Proses ini dilakukan untuk
mengantisipasi permintaan konsumen vang banyak. Proses produksi campuran
biasanya berupa partai kecil. Pemroduksi dengan metode produksi campuran
harus memiliki pengetahuan produksi bermacam-macam barang/jasa. Selain
itu, mereka juga dituntut untuk cekatan, sehingga produksi akan dapat selesai
sesuai dengan jadwal pengiriman.