Kamis, 01 Oktober 2020

Standardisasi dalam Kaitannya dengan Pengujian Produk

Standardisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan sesuatu. Standarisasi juga merupakan proses pembentukan standar teknis, yang bisa menjadi standar spesifikasi, standar cara uji, standar definisi, prosedur standar (atau praktik), dan lain-lain, Istilah standardisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang dipergunakan sebagai dasar pembanding kuantitas, kualitas, nilai, dan hasil karya yang ada. Dalam arti yang lebih luas maka standar meliputi spesifikasi baik produk, bahan maupun proses. Suatu produk tidak boleh tidak standar, namun harus atau sedapat mungkin diikuti agar kegiatan maupun hasilnya boleh dikatakan dapat diterima umum oleh penggunaan standee atau ukuran ini adalah hasil kerja sama pihak-pihak yang berkepentingan dalam industri dimana perusahaan itu berada.

Standardisasi diimplementasikan ketika perusahaan mengeluarkan produk baru ke pasar. Dengan menggunakan standarisasi, kelompok dapat dengan mudah berkomunikasi melalui pedoman yang ditetapkan dalam rangka untuk menjaga fokus. Terdapat empat teknik yang berbeda untuk standardisasi, yaitu penyederhanaan atau variasi kontrol, kodifikasi, nilai rekayasa, dan statistik proses kontrol.

1. Proses Standardisasi

    Proses standardisasi meliputi proses perencanaan kegiatan dan fungsi untuk mempersiapkan rencana dan instruksi untuk menghasilkan bagian-bagian dalam sebuah produk. Perencanaan dimulai dengan gambar teknik, spesifikasi, bagian atau daftar bahan dan ramalan permintaan. Hasil dari perencanaan ini sebagai berikut.

  1. Rute produksi adalah rute yang menetapkan operasi, operasi urutan, pusat-pusat kerja, standar, dan perkakas. Rute ini yang menjadi masukan utama untuk sistem manufaktur perencanaan sumber daya untuk mendefinisikan operasi untuk tujuan pengendalian produksi aktivitas dan menentukan sumber daya yang diperlukan untuk persyaratan kapasitas perencanaan tujuan.
  2. Proses rencana yang biasanya menyediakan lebih rinci, instruksi kerja langkah demi langkah termasuk dimensi yang terkait dengan operasi individu, parameter pemesinan, set-up instruksi, dan pemeriksaan jaminan kualitas.
  3. Fabrikasi dan perakitan untuk mendukung pembuatan gambar (sebagai lawan dari gambar teknik untuk menentukan bagian).
  4. Perencanaan proses manual didasarkan pada pengalaman seorang insinyur manufaktur dan pengetahuan tentang sarana produksi, peralatan, kemampuan mereka, proses, dan perkakas.

2. Pengendalian Mutu

    Pengendalian mutu, atau quality control, adalah proses penilaian dan pengawasan kualitas atas hal hal yang berkaitan dengan produksi. ISO 9000 mendefinisikan pengendalian mutu sebagai "Bagian dari manajemen kualitas yang berfokus pada pemenuhan standar kualitas suatu produk".

a. Pendekatan pengendalian mutu

    Pendekatan pengendalian mutu ditekankan pada aspek-aspek berikut.

  1. Elemen-elemen produksi seperti pengendalian, manajemen pekerjaan, proses produksi, performa pekerjaan, dan kriteria integritas.
  2. Kompetensi produksi, misalnya pengetahuan, keahlian, pengalaman dan kualifikasi pekerjaan.
  3. Elemen lunak, seperti pegawai, integritas, kebiasaan di dalam perusahaan, motivasi, semangat tim, dan hubungan kualitas.
  4. Pengendalian produksi, meliputi inspeksi visual. Inspeksi visual dilakukan oleh pihak pengendali mutu. Setelah diinspeksi, pengendali mutu akan membuat daftar dan deskripsi mengenai kecacatan produk, seperti retak dan goresan. Daftar tersebut lalu digunakan sebagai contoh produk yang tak lolos kualifikasi mutu.

b. Tujuan pengendalian mutu

    Penekanan pada pengendalian mutu terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan produk yang cacat. Dalam pemilihan produk yang akan diuji, biasanya dilakukan pemilihan produk secara acak (menggunakan teknik sampling). Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut akan dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat dirilis atau ditolak. Halini dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk meningkatkan dan menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya yang terkait) untuk menghindari, atau setidaknya meminimalkan isu-isu yang mengarah kepada kecacatan-kecacatan di tempat pertama yaitu pabrik.

c. Pendekatan dalam pengendalian mutu

    Di bawah ini merupakan pendekatan pendekatan dalam pengendalian mutu yang banyak digunakan di berbagai perusahaan.

          Statistical Quality Control (SQC)

          Total Quality Control (TQC)

          Statistical Process Control (SQC)

          Company-wide Quality Control (CQC)

          Total Quality Management  (TQM)

          Enam Sigma (6σ)

d. Pengendalian mutu pada produk hardware

    Suatu perusahaan barang dan jasa harus selalu melakukan pengendalian mutu terhadap suatu produk di dalam lingkungan virtual untuk menghindari penghentian sementara (outage). Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui persyaratan dari pelanggan. Sistem-sistem ini sering dikembangkan bersama dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan pendekatan lintas fungsional. ISO 9000 dan TQM (Total Quality Management) adalah contoh standar dan pendekatan yang digunakan untuk pengendalian mutu. 

    Beberapa teknik telah dikembangkan untuk memelihara pengendalian mutu, diantaranya adalah pemeriksaan total, mengecek noda, pengendalian mutu secara statis, dan nol cacat. Sebagai teknik pengendalian mutu, pemeriksaan total melibatkan kelengkapan dan pemeriksaan total pekerjaan yang diproduksi oleh masing-masing karyawan untuk menentukanya atau tidaknya standar mutu minimum telah dicapai. Jika bukan, ukuran mengoreksi barangkali akan diambil. Pemeriksaan total diinginkan untuk tertentu jenis pekerjaan ketatausahaan.

    Seperti contoh yang umum pemeriksaan total adalah koreksi cetakan pekerjaan diketik. Lain contoh pekerjaan ketatausahaan yang sering menerima total pemeriksaan adalah verifikasi kalkulasi seperti ilmu hitung penting dan hasil menyusun data statistik. Oleh karena itu sifat alami beberapa bentuk pekerjaan ketatausahaan, pemeriksaan total mungkin tidak perlu. 

    Keberhasilan pengendaliam mutu dapat diukur dari indikator-indikator sebagai berikut.

  1. Relevansi, yakni hubungan kegiatan perusahaan dan produk yang dihasilkannya dengan kebutuhan masyarakat pengguna yang menjadi target kegiatan.
  2. Efisiensi, yakni kehematan penggunaan sumber daya dana, tenaga, waktu, untuk produksi dan penyajian produk perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna.
  3. Efektivitas, yakni kesesuaian perencanaan dengan hasil yang dicapai, atau ketepatan sistem, metode, dan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan produk yang direncanakan.
  4. Akuntabilitas, yakni dapat tidaknya kinerja tersebut dipertanggungjawabkan.
  5. Kreativitas, yakni kemampuan mengadakan inovasi, pembaharuan, atau menciptakan sesuatu yang sesuai dengan perkembangan zaman, termasuk kemampuan evaluasi diri.
  6. Empati, yakni kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sepenuh dan setulus hati kepada semua khalayak sasaran.
  7. Ketanggapan, yakni kemampuan perusahaan memperhatikan dan memberikan respons terhadap keadaan serta kebutuhan masyarakat pengguna dengan cepat dan tepat.
  8. Produktivitas, yakni kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna.

    Silahkan kerjakan tugas 8:

Posted by Rakhmi Rusdiani On Oktober 01, 2020 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

    Blogger news

    Blogroll

    About