Minggu, 04 Oktober 2020

Definisi Prototype

  Prototype adalah contoh yang mewakili sebuah model suatu produk barang/jasa. Prototype berfungsi sebagai alat uji suatu konsep atau proses suatu produk sebelum produk tersebut dibuat dan diperbanyak dan dikirim pada konsumen. Prototype biasanya digunakan sebagai alat evaluasi atas desain baru yang dibuat oleh suatu usaha produk untuk jenis barang/jasa. Nantinya, prototype tersebut akan dianalisasi secara sistematis. Prototype adalah penyajian data berbasis praktek bukan teori, bisa juga berwujud potongan desain sebuah karya produk barang/jasa.

Manfaat Prototype

    1) Prototype dapat digunakan sebagai alat uji dan penyempurnaan suatu desain produk barang/jasa

Mungkin ide kita akan bekerja dengan sempurna dalam semua aspek perencanaan. Namun, ketika kita mulai mewujudkannya secara fisik, maka kita akan menemukan kekurangan dalam bentuk produk yang kita buat. Itulah sebabnya prototype dapat digunakan untuk menguji fungsionalitas ide kita. Kita tidak akan pernah tahu apa yang salah dengan ide yang kita ciptakan sampal kita mengeksekusinya menjadi bentuk yang nyata

    2) Prototype berfungsi untuk menguji performa produk barang/jasa

   Prototype berfungsi untuk menguji performa berbagai bentuk perencanaan. Dari sana kita lihat apakah hasiinya cukup kuat dan berestetika tinggi. Jika performa bagus maka tentu konsumen akan menyukai dan membelinya.

    3) Prototype merupakan alat bantu deskripsi sebuah produk barang/jasa

  Dengan adanya prototype, kita akan lebih mudah dapat mendeskripsikan bentuk produk kita. Contohnya, dengan prototype, kita akan mengelahui berbagai macam jenis dan motif produk kreatif yang dibuat

    4) Prototype dapat membuat orang lain menganggap serius bisnis kita

  Ketika kita berbisnis suatu produk barang/jasa dengan memiliki banyak desain/ prototype produk maka membuat bisnis kita terkesan sangat serius dan pihak pembeli sangat antusias dalam bermitra dengan kita. Akibatnya, kita akan dipandang sebagai wirausaha yang profesional yang memiliki tujuan nyata, bukan hanya seorang penemu dengan ide yang potensial.

Proses Desain Prototype

Adapun proses desain ini meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:

1)  Tahap mengumpulkan ide

Tahap mengumpulkan ide biasanya dilakukan dengan teknik brainstorming yaitu tekni mnlakukan diskusi dan diambil kesimpulan terbaik untuk menetapkan sebuah konsep dan motif produk yang kita inginkan dan akan disukai pembell.

2)  Tahap perumusan anpek aspek fisik dalam usaha produk barang/jasa

Tahap perumusan aspek-aspek fisik, seperti bahan yang dipakai, pemilihan tempat dalam mencetak, aspek cuaca untuk mangeringkan cetakan dan lain sebagainya.

3)  Tahap pendesainan

Pada tahap ini dibuat sebuah desain produk barang/jasa yang akan dibuat. Setelah selesai dibuat desaln maka dibuat desain cetakan lalu dibuat cetakan yang nyata untuk membuat produk kreatif tersebut. 

Konsep desain pangemasan sebagai bentuk marketing

Pengemasan usaha produk suatu barang pada dasarnya menjadi media marketing bagi suatu usaha. Pengemasan merupakan komponen penting untuk lebih membuat suatu badan usaha menjadi menarik dan tentu saja dapat menggaet calon konsumen. Sebagai contoh, dalam usaha suatu produk kita dapat membuat kemasan konsep layanan oleh pegawai atau karyawan yang ramah, santun dan mampu menjual produk dengan baik kepada pembeli. 

Batasan batasan dalam membuat prototype produk barang/jasa

Para ahli dan spesialis pembuat prototype produk kreatif barang/jasa berusaha memahami keterbatasan prototype dalam mensimulasikan karakteristik desain suatu produk kreatif tersebut. Penting untuk dipahami. bahwa sesual dengan definisinya, prototype akan menjadi representasi komponen dalam suatu produk akhir, termasuk dalam hal ini produk yang bersitat jasa pengiriman serta pemasangannya Karena perbedaan dalam aspek fisik, proses dan kesesuaian desain, maka pasti terdapat kemungkinan kegagalan sebuah prototype dalam menunjukkan performa seperti yang diharapkan oleh pembuatnya. Namun, terdapat pula kasus kasus yang menyatakan bahwa sebuah prototype memiliki performa lebih unggul daripada produk akhir, karena prototype sendiri seringkal mengungguli produk akhir.

Secara umum, dapat diperkirakan bahwa biaya produksi protolype akan lebih besar daripada biaya produk akhir karena adanya inefisiensi sumber daya dan proses, Prototype juga digunakan untuk merevisi desain untuk mengurangi biaya melalui jalan optimasi dan penyempurnaan.

Pengujian proptotype juga dapat digunakan untuk mengurangi risiko apabila suatu produk abir tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Namun prototype tetap saja tidak mampu mengurangi segala risiko, Terdapat keterbatasan atas kemampuan prototype agar sesuai dengan kinerja produk akhir.

Untuk itu, setelah melakukan pengujian dengan prototype, para pihak yang terlibat dalam pembuatan usaha produk kreatif akan saling berdiskusi untuk membahas tata cara mengakali keterbatasan yang mungkin muncul dalam badan usaha yang mereka buat.

    Membangun suatu desain produk kreatif secara penuh seringkali menelan biaya yang besar dan memakan banyak waktu, terutama bila pembuatan desain penuh tersebut diulang beberapa kali untuk mencari tahu apa masalahnya dan cara mengatasinya. Sebagai alternatif, pembuatan prototype secara cepat atau teknik pengembangan aplikasi secara cepat akan digunakan dalam pembuatan prototype untuk pengujian awal suatu produk. Komponen yang diujikan pun biasanya hanya sebagian dari komponen produk pada tahap akhir Dengan menggunakan teknik tersebut, seorang wirausahawan, khususnya dalam bidang produk kreatif, vapat menguji komponen komponen desain secara cepat dan murah sebelum melakukan pengujian pada desain secara penuh. 

Silahkan Kerjakan Tugas 8:
Link Tugas 8

Posted by Rakhmi Rusdiani On Oktober 04, 2020 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

    Blogger news

    Blogroll

    About